Aku selalu merasa dibalik topeng super hero wonder woman itu Ibuku.
Kuat, cekatan, tangguh, pantang menyerah, suka menolong,tapi juga cantik dan menawan.
Tapi apa jadinya spider man tanpa Mary Jane?
Super man tanpa Louise Lane?
Apa jadinya wonder woman tanpa pasangan jiwanya?
Lemah, rapuh, tak berdaya.
Dia tanggalkan jubah dan topengnya.
“Kau tidak akan mengerti…..” katamu dengan tatapan sayu, “Bagaimana rasanya kehilangan separuh ragamu. Menghabiskan separuh hidupmu bersamanya. ” katamu lirih, “sepi…sunyi….”
“Aku juga kehilangan dia. Sangat kehilangan…”
“Tapi kau anak, sedang aku istrinya…beda anak kehilangan ayah, dengan seorang istri kehilangan suami.”
Aku mencoba mengerti.
mencoba memahami.
Kehilangan pacar saja aku nangis kejer seminggu dan berbulan-bulan menangis dalam hati.
Apalagi dia, ibuku….kehilangan suami untuk selamanya.
Hanya doa dan kenangan…walau kadang rindu begitu dalam…
Hingga suatu hari…aku menemukannya lagi dengan topeng dan jubah lengkap….siap untuk beraksi…
Kau menatapku dalam, “Aku tidak ingin “mati” sebelum aku mati. Hidup terus berjalan…aku akan terus berjuang…”katamu dengan senyum terkembang.
Wow! WONDER WOMAN is back!!! ting! aku mengerdipkan sebelah mataku.
Tiga superwomen berpose, “Aku si Bat Woman, adikku si Cat Woman…dan Leadernya…Our Mom, si Wonder Woman!SIAP BERAKSI!